Memahami Waran: Definisi Waran dan Cara Trading Waran

Diposting pada

Ketika anda trading saham, anda pasti akan melihat kode-kode saham. Kode saham Indonesia ditulis dalam 4 huruf. Misalnya PT Indofood Tbk, kode sahamnya adalah INDF. Nah, tapi mungkin anda sering menemukan kode saham yang di belakangnya ada tambahan ‘W’. Contohnya AGRO-W, DWGL-W, BULL-W, MEDC-W dan lain2. 

Kode W ini kepanjangannya adalah waran. Apa itu waran? Mengapa perusahaan menerbitkan waran? Dan apa untung dan risikonya bagi seorang pemegang saham?

Waran merupakan hak yang diberikan pada pemegang saham untuk membeli saham dengan harga pelaksanaan (harga exercise) dan jangka waktu yang telah ditetapkan oleh perusahaan penerbit waran

Jadi, waran ini diberikan secara cuma-cuma alias gratis. Dan waran adalah hak, bukan kewajiban. Kalau investor tidak ingin menggunakan hak-nya untuk untuk membeli saham, maka tidak masalah (investor tidak mendapatkan saham perusahaan tersebut). 

Waran disebut juga dengan options, karena memberikan opsi (pilihan) kepada pemegang saham untuk menggunakan hak-nya. Di pasar modal, waran termasuk dalam produk derivatif (produk turunan) saham dan merupakan aksi korporasi perusahaan. 

Perlu anda ingat, waran ada jangka waktunya. Biasanya jangka waktu waran adalah 2-5 tahun. Jadi setelah waran kadaluarsa (misalnya AGRO-W kadaluarsa tanggal 12 Juni 2018), maka anda tidak akan melihat kode AGRO-W di pasar reguler lagi setelah tanggal 12 Juni 2018. 

Lalu kenapa perusahaan menerbitkan waran? Apa untungnya bagi perusahaan?

Waran diterbitkan ketika perusahaan akan melakukan initial public offering (IPO) atau right issue. Tujuannya supaya investor semakin tertarik untuk ikut dalam aksi korporasi perusahaan (IPO / right issue). Jadi, waran ini sebenarnya fungsinya adalah sebagai pemanis / sweetener

Perusahaan tidak akan mendapatkan keuntungan secara finansial. Dampak positifnya bagi perusahaan, saham perusahaan akan semakin diminati investor.  

Memang tidak banyak perusahaan yang menerbitkan waran. Waran biasanya diterbitkan oleh perusahaan2 yang saham publiknya sedikit dan kurang likuid. Hal ini bertujuan agar investor semakin tertarik membeli saham perusahaan tersebut. 

MEKANISME DAN PRAKTIK TRADING WARAN 

Salah contoh perusahaan yang menerbitkan waran adalah PT Dwiguna Laksana Tbk (DWGL) dalam rangka IPO. 

Bersamaan dengan itu, DWGL juga menerbitkan waran, di mana setiap investor yang berpartisipasi dalam IPO, akan mendapatkan waran. Setiap 20 saham yang dimiliki investor akan memperoleh satu waran. Harga pelaksanaan waran sebesar Rp187 dan jatuh temponya 12 Desember 2022.

Katakanlah seorang investor memiliki 2.000.000 lembar saham DWGL, maka investor akan mendapatkan 100.000 lembar waran secara cuma-cuma. Waran yang dibagikan ketika investor mengikuti IPO ini nilai awalnya adalah nol (Rp0), karena sifatnya cuma-cuma. 

Harga waran akan bergerak naik dan turun setelah waran tersebut diperdagangkan di pasar reguler. Dan waran ini nantinya juga bisa anda tradingkan di pasar reguler seperti halnya ketika anda mentradingkan saham. 

Andai kata DWGL-W naik dari Rp0 menjadi Rp150, dan investor menjual warannya, maka investor akan mendapatkan keuntungan sebesar 100.000 x 150 = Rp15 juta. Keuntungan Rp15 juta ini adalah keuntungan yang anda dapatkan secara cuma-cuma. Ibartnya, anda dikasih uang gratis sebanyak Rp15 juta. 

APAKAH BENAR WARAN MENGUNTUNGKAN? 

Memang anda bisa mendapatkan untung cuma-cuma kalau anda dapat waran saat perusahaan akan IPO / right issue.  Tapi kalau anda memutuskan untuk membeli waran di pasar reguler (setelah IPO / right issue), maka anda harus menghitung untung-ruginya. 

Ketika anda memutuskan membeli waran saat DWGL melantai di bursa, anda memiliki dua opsi: Menjual waran atau menebus waran untuk mendapatkan saham dengan membeli di harga pelaksanaannya (Rp187). 

Sebagai contoh, anda membeli waran DWGL di harga Rp150 sebanyak 2.000 lot. Jadi total modal yang anda keluarkan adalah Rp30 juta. Anda punya opsi untuk menjual waran atau menebus waran di harga pelaksanaannya yaitu di harga Rp187.

Kalau anda tidak menebus atau menjual waran anda sampai tanggal ex nya, yaitu sampai 12 Desember 2022, maka waran anda akan hangus sama sekali. Hangus disini maksudnya adalah waran anda akan hilang. 

Jadi, uang Rp30 juta yang anda tanamkan di waran akan hilang total. Dengan kata lain, kalau anda tidak menggunakan hak anda sampai jatuh tempo dan waran anda hangus, kerugian anda akan mencapai 100%!!

Sebaliknya jika anda mau menebus untuk mendapatkan saham DWGL, anda perlu menebus dengan membayar di harga Rp187 (harga pelaksanaan waran-nya). 

Dengan demikian, anda hanya perlu membayar Rp337 untuk membeli saham DWGL (Rp150 yang anda dapatkan dari pembelian waran plus Rp187 dari penebusan di harga pelaksanaan). 

Jika harga saham DWGL saat itu adalah 400 misalnya, maka anda bisa untung sebesar Rp63 (400 – 337). Ini artinya anda bisa mendapatkan DWGL di 337 dari penebusan waran dan langsung menjualnya di 400. 

Tapi kalau harga pasar DWGL mengalami penurunan, tentu saja anda akan rugi. Katakanlah harga pasar DWGL saat itu adalah Rp300, dan anda mendapatkan DWGL di harga Rp337 dari penebusan waran, maka anda akan rugi sebesar Rp37 per saham.

Itulah mengapa pemegang waran selalu mengharapkan agar harga saham terus mengalami kenaikan agar pemegang waran bisa mendapatkan saham di harga yang rendah dan menjual langsung (untung) di harga pasarnya. 

Kenaikan dan penurunan waran ini pada umumnya akan mengikuti harga saham induknya. Misalnya harga saham DWGL naik dari 200 ke 500 atau naik 300 poin, maka DWGL-W biasanya juga akan naik kurang lebih 300 poin. 

Tapi tidak selalu seperti itu. Maksud saya, siapa yang bisa memastikan harga saham? Terkadang harga saham bisa mengalami kenaikan tapi justru waran mengalami penurunan yang drastis, dan sebaliknya.

Pada gambar diatas, bisa anda lihat bahwa ketika DWGL naik sebesar 6.09%, DWGL-W justru turun sebesar 15,05%. 

TRADING WARAN DI PASAR REGULER 

Anda mungkin sering melihat harga waran yang bisa naik sampai 100% lebih atau bahkan turun 100% lebih dalam sehari. Mengapa hal itu bisa terjadi? Ada beberapa hal yang perlu anda ketahui jika anda memutuskan untuk trading waran di pasar reguler: 

* Trading waran disini artinya anda langsung membeli dan menjual waran , tidak menebus waran tersebut untuk mendapatkan saham.

1. Waran tidak likuid dan nominalnya kecil.

Waran pada umumnya nominalnya cukup kecil, sehingga persentase kenaikan dan penurunannya akan lebih tinggi / rendah daripada harga saham itu sendiri. 

Kita ambil contoh saham DWGL. Katankanlah DWGL naik 10 poin dari 620 ke 630. Maka keuntungan anda adalah 2%. Tapi kalau DWGL-W naik 10 poin dari 70 ke 80, keuntungan anda adalah 14%.. Keuntungan anda memang jauh lebih besar.. 

Tapi sebaliknya, kalau DWGL anda turun 10 poin dari 630 ke 620, maka kerugian anda kurang lebih sebesar 2% dan kalau DWGL-W yang turun 10 poin dari 80 ke 70, kerugian anda juga jauh lebih besar, yaitu sekitar 14%. 

Dan sekali lagi, kalau anda nggak menggunakan waran tersebut untuk membeli saham baru di harga pelaksanannya (Rp187), karena harga pasarnya masih dibawah harga waran, maka kerugian anda akan mencapai 100%!!

Selain itu, tidak sedikit waran yang harganya Rp1, Rp10, Rp100 saja. Jadi kalau anda beli waran di harga Rp2, terus waran anda turun ke Rp1, maka kerugian anda adalah 100%. Atau seringkali terjadi waran yang harganya, misalnya, Rp80 turun ke Rp20. Jadi penurunannya bisa mencapai -300% dalam sehari. Bayangkan apa yang terjadi jika waran anda turun 300% dalam sehari… 

Waran juga tidak se-likuid saham induknya. Walaupun ada beberapa waran yang juga masih lumayan likuid, seperti contoh DWGL-W diatas. Anda perhatikan, antriannya cukup banyak. 

Tapi berhubung waran ini juga fluktuatif bahkan spread bid-offernya bisa sangat renggang, maka sangat berbahaya dan saya tidak menyarankan anda untuk trading waran. Saya pribadi tidak pernah mentradingkan waran, karena trading waran ini sifatnya nyaris seperti gambling. Dan grafik waran nggak bisa dibaca dengan analisis teknikal. Baca juga: Mengenal Spread Bid-Offer di Pasar Saham.

Meskipun waran bisa naik 200% dalam sehari, tapi anda juga berpotensi rugi 200% sehari. Dan meskipun anda bisa menerka-nerka pergerakan waran menggunakan pergerakan saham induknya, tapi seperti contoh gambar diatas tadi, anda tetaplah tidak bisa menggunakan rumus seperti itu.

Jadi bukankah lebih baik membeli saham yang bisa kita analisis? Dengan begitu, anda bisa memegang saham dengan rasa aman… Karena dalam trading, bukan profit saja yang harus anda incar, tapi anda harus juga memperoleh rasa aman.. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *