Cermindunia.my.id – Masyarakat sunda adalah salah satu suku yang terdapat
di pulau jawa sebelah barat dan orang lebih sering menyebutnya tatar pasundan. Suku
Sunda selain terkenal dengan kecantikan wanitanya juga terkenal unik dan
mempunyai ciri khas dibanding suku-suku yang lain di Indonesia.
Berikut Cermindunia.my.id akan menjelaskan keunikan dan ciri khas nya:
1. Sopan, Ramah, dan Murah Senyum
Suku Sunda mempunyai pedoman hidup
saling menghargai sesama. Mereka pada umumnya ramah senyum, sopan kepada siapa
saja termasuk kepada orang yang belum dikenalnya.
Masyarakat Sunda menjunjung tinggi nilai
kebersamaan dan kesopanan, itulah mengapa orang Sunda dikenal murah hati
seperti filosofi “Someah hade ka semah” yang artinya ramah, bersikap baik,
menjaga, menjamu dan membahagiakan setiap orang”.
2. Pelafalan huruf F sering dibaca P
Orang Sunda dikenal jika melafalkan
huruf F menjadi P (meskipun tidak semuanya). Ada penjelasan ilmiah mengapa
orang Sunda mengucap bacaan yang ada F atau V menjadi P, salah satunya karena
huruf tersebut memang tidak dikenal dalam aksara Sunda (Kaganga) pada zaman
dahulu. Hal ini mungkin turun temurun dan menjadi sebuah kebiasaan orang Sunda..
Sering kali orang Sunda juga menulis
nama yang harusnya huruf F diganti menjadi P. Hal ini memang tidak terjadi di
semua orang Sunda namun kebanyakan memang mengucap ucapan F menjadi P. Yang
tidak bisa (tidak terbiasa) itu jika sudah tercampur ketika sedang berbincang
secara tidak sadar menemukan kata yang mengandung huruf F atau V pasti agak
sulit untuk melafalkannya dengan benar.
3. Logat Bicara Khas
Setiap suku di Indonesia pasti punya
logat atau dialek khas masing-masing ketika berbicara. Begitupun dengan yang
ada pada masyarakat Sunda. Biasanya orang Sunda berbicara dengan logat yang
mendayu seperti ada nada yang bergelombang.
Dari logat bicaranya saja sudah bisa
dikenali kalau mereka orang Sunda. Ketika berbicara menggunakan bahasa
Indonesia juga masih kelihatan logat Sundanya. Mereka memiliki intonasi
masing-masing yang kadang terdengar lucu bagi sebagian orang.
4. Sering menambah kata “teh” dan “mah”
Kebiasaan orang Sunda selanjutnya adalah
penambahan pada perkataan. Contoh : “Saya teh asli Sunda”, “Kumaha atuh mah?”.
Ada yang unik dari penambahan kata tersebut, yaitu tidak ada perubahan arti
meskipun terdapat penambahan kata. Hal ini tetap diucapkan sampai sekarang.
Orang Sunda terbiasa dengan penambahan kata tersebut dan dianggap sebagai
keunikan tersendiri.
5. Memiliki Nama Unik
Kebiasaan orang tua zaman dahulu (kolot
baheula) lebih senang memberi nama anak mereka dengan nama seperti: Maman,
Jajang, Enjang, Asep, Dede, Cecep, Encep, Kokom, Elis. Kemudian nama tersebut
dikombinasikan dengan akhiran yang sama dengan naama awal menjadi Asep Surasep,
Cecep Gumasep, Dede Sunade, Maman Suherman dan lain-lain.
Kolot baheula di masyarakat Sunda sering
memberi nama anak dengan awalan Asep yang konon katanya berasal dari kata
“Kasep” artinya “ganteng” dengan ekspektasi agar anaknya menjadi orang yang
ganteng dan banyak digandrungi, walaupun pada realitanya ada yang berlawanan.
Bahkan nama Asep ini saking banyaknya sampai ada yang membuat komunitas Asep.
6. Menjunjung Tinggi Adat Istiadat
Orang Sunda atau Urang Sunda memiliki
adat istiadat yang beragam. Terdapat salah satu wisata yang menjunjung tinggi
adat istiadat adalah Saung Angklung Mang Udjo. Di saung tersebut, pengunjung
bisa belajar angklung dan menyaksikan pentas seni yang kental dengan adat
Sunda.
Hal itu tentu sangat bagus untuk
memperkenalkan adat istiadat Sunda ke berbagai daerah lain hingga mancanegara.
Orang Sunda akan senang hati membantu pengunjung dalam memberikan pemahaman
mengenai adat istiadat yang ada.
7. Pandai Membuat Akronim yang Mudah Diingat Orang
Wah, ternyata orang Sunda jagonya
membuat akronim. Akronim adalah kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku
kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang wajar.
Contoh yang terkenal ialah jenis makanan
Cilok yang berarti Aci Dicolok, Cireng: Aci Digoreng, Cinlok: Cinta Lokasi,
Combro: Oncom Dijero dan masih banyak contoh lain. Meskipun kadang terdengar
aneh tapi kebiasaan orang Sunda ini sukses membuat jajanan kuliner Sunda
menjadi viral.
8. Mitosnya Dilarang Menikah dengan Orang Jawa
Kebiasaan orang Sunda zaman dahulu takut
kualat apabila menikahkan anaknya dengan orang Jawa. Sebenarnya itu hanya
mitos. Namun masih banyak dipercaya hingga kini apabila orang Sunda menikah
dengan orang Jawa maka kehidupan rumah tangganya tidak langgeng.
Mengenai mengapa orang tua Sunda kadang
melarang anak-anaknya menikah dengan orang Jawa salah satunya karena sejarah
Perang Bubat antara kerajaan Padjajaran dengan kerajaan Majapahit di masa lalu.
Namun sebenarnya bisa juga karena karakter dari orang Sunda dan orang Jawa yang
saling bertolak belakang. Tapi faktanya, banyak juga orang Sunda yang menikah
dengan orang Jawa dan langgeng. Semua Kembali ke pribadi orang masing-masing.
9. Tradisi Makan Berjamaah
Terkait cara makan, orang Sunda cukup familiar
dengan macam-macam cara makan berjamaah. Orang Sunda memiliki kebiasan makan
berjamaah dengan banyak orang, teman, maupun saudara. Biasanya mereka makan
dengan dan nasi diletakkan di atas daun pisang yang dilebarkan Bersama
lauk-pauknya.
Ada beberapa istilah untuk makan
berjamaah orang Sunda ini, antara lain: bancakan, botram, dan papahare.
Bancakan artinya kegiatan menyantap makanan secara berjamaah yang makanannya
itu diletakkan di atas wadah berupa nyiru. Makanannya diletakkan di atas nyiru
dengan menggunakan alas daun pisang.
Nasi dihidangkan dengan beberapa lauk
pendamping seperti lalapan, urap, sambal, tahu, tempe, ayam, dan lain-lain.
Kebiasaan ini dilakukan dalam rangka selamatan seperti tasyakuran ulang tahun.
Botram, kegiatan makan nasi berjamaah secara lesehan dengan alas daun pisang
dilengkapi lauk pauk mirip bancakan, hanya saja tempatnya lebih fleksibel bisa
di sembarang tempat.
Bisa di teras, saung, atau taman.
Papahare juga hamper sama dengan botram, kegiatan makan berjamaah di satu tempat
yang direncanakan (bukan di restoran), dan setiap orang membawa makanan
sendiri-diri dari rumah kemudian bisa disantap dan saling bertukar lauk dengan
yang lain dan alat makannya tidak harus memakai daun pisang, bisa menggunakan
piring.
10. Kreatif
Orang Sunda dikenal kreatif jika
mengenai musik. Alat-alat musik tradisional dari Sunda beragam, yang terkenal
hingga sekarang ialah angklung dan karinding. Jika bermain ke daerah Sunda,
masih banyak ditemui alat musik angklung dan para pengunjung masih bisa menggunakanya.
Setiap orang memiliki sisi sensitivitas
sendiri terhadap berbagai alat musik. Karya seni inipun menjadi senjata bagi
pemerintah Kota Bandung untuk menarik wisatawan datang ke kota Bandung,
termasuk saat melihat pertunjukan angklung.
Nah, contoh di atas adalah beberapa kebiasaan suku Sunda atau yang melekat pada karakter Orang Sunda (Urang
Sunda). Masih banyak kebiasaan-kebiasaan lain yang ada di masyarakat Sunda.
Nilai-nilai budaya dalam kehidupan yang dianut masyarakat akan menjadi pedoman
bagi tiap masyarakat dalam tatanan kehidupan. Seperti dikatakan Suwarsih
(1987), harmoni, kerukunan, kedamaian, dan ketentraman dalam pandangan orang
Sunda tampak menduduki peringkat utama dalam urutan kebutuhan untuk hidup bersama
dalam masyarakat. (Mr.Okay98)